Interpretasi foto udara
Kota Yogyakarta (Kompleks UGM)
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH
Untuk memenuhi tugas terstruktur
mata pelajaran Geografi
Yang dibina oleh Bakti Adisyah, M.Pd.
Di susun oleh :
Tim Interpretasi Foto Udara (kelompok 2) Kelas
XII.IPS.3
· M.Fauzin Al Habib {5074}
· Juniarsi Larasari {5030}
· Novi Asti Anjeli {5112}
· Jupriadi {4885}
· Ade Saputra {5053}
·
Robi Nopian
Pratama {4744}
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SMA NEGERI 1 EMPANG
TAHUN pelajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim………………..
Puji syukur kami
ucapkan kepada Allah SWT pemilik
alam semesta yang telah
memberikan rahmatnya
sehingga penyusun mempunyai semangat dan kekuatan untuk
menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDRAAN JAUH
INTERPRETASI FOTO UDARA KOTA YOKYAKARTA (Kompleks UGM) dengan baik, dan
tidak lupa pula Solawat serta salam
kepada junjungan alam Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membimbing
umatnya ke jalan yang benar.
Laporan
Praktikum interpretasi citra yang berjudul
Interpretasi Foto Udara Kota Yokyakarta (Kompleks UDM) ini berisi penjelasan
– penjelasan tentang bagaimana memahami letak
geografis dari hasil foto udara, dan
apa saja objek yang ada dalam hasil foto
udara tersebut harus bisa kita mengetahuinya baik itu gedung, kebun, sungai dan lain-lain
Penyusun menyadari Laporan Praktikum interpretasi citra ini belum sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Empang,
Nopember 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………….…………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….………………………………..2
1. PENDAHULUAN……………………………………………………………………………….………............3
1. Latar
belakang …………………………………………………………………………………….……3
2. Alat dan
bahan ………………………………………………………………………………………….3
II.TUJUAN……………………………………………………………………………………..................................3
III. LANDASAN TEORI…………………………………………………………………………………………..4
A.
Citra Foto (photographic image)………………………………………………………………....4
B. Citra Nonfoto (non-photographic
image)…………………………………………………….7
C. Unsur
Unsur Interpretasi Citra…………………………………...……………………..….……..8
1. Rona Dan
Warna……………..…..…………………………..…………………………………….8
2. Bentuk……………………………………………………………………………………………..……8
3. Ukuran………………………………………………………………………………….…….………...8
4. Tekstur
…………………………………………………………………………………..……...……..8
5. Pola ………………………………………………………………………………................................8
6. Bayangan ………………………………………………………………………………..…...............8
7. Situs ……………………………………………………………………………………..………………9
8. Asosiasi………………………………………………………………………………..….……………9
9. Konvergensi………………………………………………………………………..…..,……………9
IV. HASIL
INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN……………………………………………………10
A.
HASIL INTERPRETASI…………………………………………………………………………..…10
B.
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………11
1. Sungai ……………………………………………………………………………………………….11
2. Kompleks
UGM……………………………………………………………………………………11
3. Hutan
Kota…………………………………………………………………………………………..11
4. Lalan
Raya…………………………………………………………………………………………..11
5. Pemukiman………………………………………………………………………………………...12
6. Stadion
Sepak Bola……………………………………………………………………………..12
7. Hotel………………………………………………………………………………………………….12
8. Masjid………………………………………………………………………………………………...12
9. Taman……………………………………………………………………………………………….12
10. Gedung
Rektorat UGM…………………………………………………………………………12
11. Gedung
Graha Sabha Pramana UGM……………………………………………………13
12. Bundaran…………………………………………………………………………………………....13
13. Persawahan………………………………………………………………………………………...13
V.
PENUTUP……………………………………………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………15
I.
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Interpretasi citra dalah suatu ilmu, seni, dan tehnik
untuk mengetahui benda, gejala, dan area dari jarak jauh dengan menggunakan
alat pengindra berupa sensor buatan yang digunakan dalam Interpretasi citra
(dapat berupa kamera,sensor,radiometer,atau magnetometer yang di pasang
pada wahana pesawat terbang, satelit,
pesawat ualang alik,dan sebangainnya).
Dari kacamata awam, aktivitas interpretasi citra biasanya terkait dengan penafsiran atau
interpretasi foto udara. Kemajuan teknologi memungkinkan analis untuk merekam
dan menginterpretasi citra hasil perekaman melalui sensor yang terpasang di
satelit, pesawat ulang-alik, pesawat ultraringan, dan bahkan platform dalam
bentuk menara serta crane. Sensor pengindera tidak hanya berupa kamera,
tetapi juga telah berkembang dalam bentuk pemindai multispektral, radar, dan
juga perangkat laser.
2.
Alat Dan Bahan
1. Plastik
transparan
2. Spidol
transparan
3. Penggaris
4. Ballpoint/Pensil
5. Kertas
HVS
II.
TUJUAN INTERPRETASI
Untuk
mengidentifikasi objek geografi yang terdapat pada foto udara kota Yokyakarta (
kompleks UGM )
III.
LANDASAN TEORI
Interpretasi citra
merupakan kegiatan mengkaji foto udara atau cita dengan maksud untuk
mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut.didalam
intepretasi citra, penafsiran citra, mengkaji citra dan berupaya melalui proses
penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan menilai arti petingnya obyek
yang tegambar pada citra. Dengan kata lain maka penafsiran citra berupaya untuk
mengenali obyek yang tergambar pada citra. Dan menerjemahkannya kedalam
disiplin ilmu tertentu seperti geologi, geografi, ekologi dan disiplin ilmu
lainnya.
Interpretasi citra adalah
kegiatan mengidentifikasi objek melalui citra indra jauh kegiatan ini merupakan
bagian terpenting dalam identifikasi.karena tanpa dikenali objek yang ada
dicitra kita tidak dapat melakukan kegitan apa-apa terhadap citra tersebut.
A.
CITRA FOTO
(PHOTOGRAPHIC IMAGE)
1. Spektrum Elektromagnetik
Berdasarkan
spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:
a.
Foto
ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet.
Spektrum ultraviolet yang dapat digunakan untuk pemotretan hingga saat ini
ialah spektrum ultraviolet dekat hingga panjang gelombang 0,29 µm.
b.
Foto
ortokromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari
saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 µm – 0,56 µm).
c.
Foto
pankromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum
tampak.
d.
Foto
inframerah asli (true infrared photo), yaitu foto yang dibuat dengan
menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 µm dan
hingga 1,2 µm bagi film inframerah dekat yang dibuat secara khusus.
e.
Foto
inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan spektrum
inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian
saluran hijau.
Hingga
sekarang foto pankromatik masih merupakan foto yang paling banyak digunakan di
dalam penginderaan jauh sistem fotografik. Ia telah dikembangkan paling lama,
harganya lebih murah bila dibanding dengan harga foto lain, dan banyak orang
yang terbiasa menggunakan foto jenis ini.
2. Sumbu Kamera
Foto udara
dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu:
a.
Foto
vertikal, yakni foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap
permukaan bumi.
b.
Foto condong, yakni foto
yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke
permukaan bumi. Sudut ini pada umumnya sebesar 10o atau lebih besar.
Apabila sudut condongnya berkisar antara 1o – 4o,
foto yang dihasilkannya masih dapat digolongkan sebagai foto vertikal.
Foto condong
dibedakan lebih jauh atas:
a. Foto sangat condong (high oblique photograph), yakni bila
pada foto tampak cakrawalanya.
b. Foto agak condong (low oblique photograph), yakni bila
cakrawala tidak tergambar pada foto.
3. Sudut Liputan Kamera
Sudut
liputan kamera diukur sepanjang diagonalnya. Paine (1981) membedakan citra foto
berdasarkan sudut liputan (angular coverage) kamera atas empat jenis yang
terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel: Sudut
Liputan
Jenis
Kamera
|
Panjang
Fokus (mm)
|
Sudut
Liputan
|
Jenis Foto
|
Sudut kecil (narrow angle)
|
304,8
|
< 60o
|
Sudut kecil
|
Sudut normal
(normal angle)
|
209,5
|
60o – 75o
|
Sudut normal
|
Sudut lebar (wide angle)
|
152,4
|
75o – 100o
|
Sudut lebar
|
Sudut sangat lebar
|
88,9
|
> 100o
|
Sudut sangat lebar
|
4.
Jenis Kamera
Berdasarkan
kamera yang digunakan di dalam penginderaan, citra foto dapat dibedakan atas:
a.
Foto tunggal, yaitu foto
yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar
oleh satu lembar foto.
b.
Foto jamak, yaitu
beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan
yang sama. Foto jamak dapat dibuat dengan tiga cara, yaitu dengan: Multikamera
atau beberapa kamera yang masing-masing diarahkan ke satu daerah sasaran;
Kamera multilensa atau satu kamera dengan beberapa lensa; Kameratunggal
berlensa tunggal dengan pengurai warna.
5.
Warna Yang
Digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan, foto
berwarna dibedakan atas:
a. Foto berwarna semu (false
color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu, warna obyek
tidak sama dengan warna foto. Obyek seperti vegetasi yang berwarna hijau dan
banyak memantulkan spektrum inframerah, tampak merah pada foto.
b. Foto warna asli (true
color), yaitu foto pankromatik berwarna.
6.
Sistem
Wahana
Ada dua jenis foto yang dibedakan berdasarkan wahana yang
digunakan, yaitu:
a. Foto udara, yakni foto
yang dibuat dari pesawat udara atau dari balon.
b. Foto satelit atau foto orbital, yakni foto
yang dibuat dari satelit.
B.
CITRA
NONFOTO (NON-PHOTOGRAPHIC IMAGE).
1.
Spektrum
Elektromagnetik
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam
penginderaan, citra nonfoto dibedakan atas:
a. Citra inframerah termal, yaitu
citra yang dibuat dengan spektrum inframerah termal. Penginderaan pada spektrum
ini mendasarkan atas beda suhu obyek dan daya pancarnya yang pada citra
tercermin dengan beda rona atau beda warnanya.
b. Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu
citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro.
2.
Sensor
Berdasarkan
sensor yang digunakan, citra non foto dibedakan atas:
a. Citra tunggal, yaitu
citra yang dibuat dengan sensor tunggal.
b. Citra multispektral, yaitu
citra yang dibuat dengan saluran jamak. Berbeda dengan citra tunggal yang
umumnya dibuat dengan saluran lebar, citra multispektral pada umumnya dibuat
dengan saluran sempit.
3.
Wahana
Berdasarkan
wahananya, citra nonfoto dibedakan atas:
a. Citra dirgantara, yaitu
citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara atau dirgantara.
b. Citra satelit, yaitu
citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra satelit lebih jauh
dibedakan atas penggunaan utamanya, yaitu: citra satelit untuk penginderaan
planet, citra satelit untuk penginderaan cuaca, citra satelit untuk penginderaan
sumberdaya bumi, citra satelit untuk penginderaan laut.
Data interpretasi citra dapat
berupa data numerik maupun data visual. Oleh karena itu interpretasi datanya
dilakukan secara digital bagi data numerik dan secara manual bagi data visual.
Interpretasi data dilakukan untuk
mengubah data numerik atau data visual menjadi informasi bagi keperluan
tertentu. Analisis dalam bidang tertentu kemudian dilakukan berdasarkan
informasi yang berasal dari data interpretasi citra tersebut. Berikut ini dikemukakan interpretasi
data penginderaan jauh secara manual maupun secara digital.
C.
UNSUR UNSUR INTREPRETAASI CITRA
Interpretasi foto udara disesuaikan dengan kenampakan
pada citra dan ciri ciri dari objek yang ada dilapangan. Alat untuk
menginterpretasi citra pengindraan jauh yaitu stereoskop. Unsur interpretasi citra ada 9 (Sembilan) yaitu:
1)
Rona dan warna; rona merupakan tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra.
Warna merupakan wujud yang tampak dengan menggunakan spectrum yang sempit.
Contoh: batuan kapur tanpak cerah.
2)
Bentuk adalah kerangka suatu objek. Contoh: gunung api bentuk kerucut.
3)
Ukuran dalah atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume.
Contoh: lapngan olahraga selain di cirikan bentuk segi empat, tetapi juga di
cirikan ukuran 80 m x 100 m (lapangan sepak bola) dan 15 m x 30 m (lapangan
tenis).
4)
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona
dan citra, tekstur sering di nyatakan dengan kasar,sedang, dan halus. Contoh:
hutan berstektur kasar.
5)
Pola adalah ciri yang menandai banyaknya objek bentukan manusia atau alam.
Contoh: pola aliran sungai denritik mencirikan tanah dan batuan yang sama.
6)
Bayangan adalah bayangan objek yang dapat di jadikan kunci pengenalan objek yang
tampak,justru melalui bayangannya. Contoh: bak air yang di pasanng tinggi.
7)
Situs adalah ciri objek secara lansung melainkan dalam kaitannya dengan
lingkugan sekitarnya. Contoh: situs kebun kopi terletak pada lahan yang miring
karna membutuhkan drainase yang baik.
8)
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lain
sehingga asosiasi dapat dijadikan petunjuk bagi adanya objek lain. Contoh:
lapangan bola mudah diidentifikasi denagn danya gawang. Gawang merupakan
asosiasi terhadap lapangan.
9)
Konvergensi bukti adalah penggunaan beberapa interpretasi citra sehingga lingkupnya
menjadi semakin menyempit ke satu arah sehingga diperoleh kesimpulan tentu dari
objek tersebut.
IV.
HASIL INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL INTERPRETASI
B.
PEMBAHASAN
1.
Sungai
Sungai dalam hasil citra Kota Yokyakarta (kompleks UGM) memiliki warna
hijau sedikit kelabu karna hasil pembiasan air sungai yang cukup jernih
mengakibatkan warna sedikit kelabu. Kemudian untuk mengetahui sunga dari hasil
citra tersebuat juga bias kita lihat dari pinggiran sungai yang mempunyai
banyak vegetasi dan biasaanya di sepanjang sungai banyak di tumbuhi pepohonan, biasanya
juga sungai itu identik dengan bentuknya yang berkelok kelok disebabkan oleh
faktor alam itu sendiri.
2.
Kompleks Gedung UGM
Kompleks gedung UGM di kenali melalui bentuk bangunanya menyeruapai
huruf L,H,P,U,T dst, kemudian lokasinya berdekatan satu sama lain dengan kata
lain berkompleks kemudian ukuranya lebih besar dan panjang dari rumah pemukiman
warga.
Warna yang terlihat dari gedung tersebut kemerah- merahan karna atap
bangunanya biasanya memakai genteng
3.
Hutan Kota
Hutan kota yang terdapat dalam citra terlihat permukaannya kasar
menghasilkan rona yang gelap dan warnanya hijau gelap. Permukaan kasar di hasilkan dari banyaknya pohon yang
tinggi dan besar yang ukuranya tidak sama
Kita lihat dengan kasat mata terdapat bundaran –bundaran kecil tak
beraturan, bundaran kecil tersebut itu adalah pohon.
4.
Jalan Raya
Hal yang paling mudah kita kenal bahwa itu adalah jalan raya adalah
bentuknya garis lurus menajang dan memiliki bayak cabang atau percabangan.
Warnanya cerah keputih-putihan dan biasanya
di sepanjang jalan raya di bewarna hijau karna di tumbuhi pepohonan yang
ridang.
Akiabat dari warna cerahnya jalan raya disebabkan oleh lebih sedikit menyerap tenaga
dan lebih banyak memantulkan tenaga
5.
Pemukiman
Permukiman dapat kita ketahui dari pola tidak beraturan, dengan bentuk
dan jarak yang tidak sama. Biasanya ukuran dari bangunanya relative kecil dari
yang lainya
Kita juga bisa melihat perumahan
di Kota Yoyakarta (komplek UGM) ini dalam komplek perumahan jarang terlihat
pepohonan karna susunan rumahnya yang relative dekat dan berjejer.
6.
Stadion
Sepak Bola
Lapangan olahraga bisa kita ketahui melalui bentuknya yang begitu khas
yaitu persegi panjang dan telihat lapang tidak terdapat vegetasi menjadikan sinar pantulan foto langsung dipantulkan
sehingga warna yang muncul tampak cerah, biasanya pada area ujung persegi panjang tersebut sedikit terlihat putih yang menandakan
disanalah letak gawangnya.
Lapangan sepak bola yang terlihat dicitra berbentuk memiliki laintasan
lari dan berbentuk elips.
7.
Hotel
Hotel dapat kita kenali dalam hasil citra terrsebut dari adanya kolam
yang berwarna biru di sekitar bangunan (hotel). Kolam adalah salah satu
pasilitas yang di miliki oleh hotel untuk pemandian dan untuk keperluan
lainnya.
8.
Masjid
Masjid dapat dikenali dari bentunya yang reratif persegi dan bentuk khas
dari kubahnya yang terdapat di tengah – tengah bangunan dan biasanya masjid
memiliki halaman di sekitarnya
9.
Taman
Taman dapat kita kenali dari hasil citra tersebut dari bentuknya lapang
dan pantulan cahayanya terang. Susunan pepohonan yang tumbuh dalam area
tersebut tersusun denagn pola-pola teratur tidak seperti hutan yang susunan
pohonya tidak tertur
10.
Degung
Rektorat UGM
Gedung Rektorat UGM di kenali dari ukuran bangunanya yang relative besar
dari sekitar komplek UGM, kemudian membentuk menyerupai persegi dan di
tengahnya kosong.
11.
Graha
Sabha Pramana UGM
Kegunaan Graha Sabha Pramana untuk
tempat parkir mobil civitas akademika acara/kegiatan yang diadakan antara lain
Wisuda Diploma, Sarjana, S2 & S3, Job Fair, Research Week, Ekstra
kurikuler, dll.
12.
Bundaran
Bundaran jalan raya terdapat pada perempatan jalan raya yang di tandai
dengan adanya objek hijau bundar di tengah jalan raya tersebut.
Dalam hasil citra Kota Yoyakarta (komplek UGM) tersebut dapat kita temui 3 bundaran jalan
raya.
13.
Persawahan
Sawah biasanya berbentuk persegi
panjang dan terdapat di daerah yang dekat dengan aliran sungai sebab sawah
membutuhkan pengairan yang baik dan cukup. Sawah irigasi dari hasil foto udara
tersebut mempunyai warna hijau gelap, lapang dan sedikit vegetasi.
V.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah kami lakukan, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari interpretasi
citra Kota Yokyakarta (kompleks UGM) :
1. Tujuan dari interpretasi kita adalah untuk mengidentifikasi objek geografi yang terdapat
pada foto udara kota Yokyakarta ( kompleks UGM )
2. Landasan teori yang kami bahas disini ada beberapa
diantaranya: Citra foto (photographic image), Citra
nonfoto (non-photographic image), unsur- unsur
interpretasi citra. Dari landasan teori tersebut kita melangkah dan menjadi
dasr kita dalam melakukan interpretasi
citra tersebut
3. Hasil interpretasi citra Kota Yokyakarta (kompleks UGM) kita telah
menemukan 13 poin penting yang kami
temukan dalam hasil citra tersebut. Kita memberikan simbol dan kode kode
tersendiri dalam menentukan objek yang kita amati kemudian kita memberikan
delinasi di sekitas objek tersebut
4. Pembahasan kita disini membahas poin yang 13 tadi dari hasil
interpretasi. Disini kita memberikan penjelasan lebih terperinci apa alasan
kami dalam menentukan objek tesebut.
B.
SARAN
Demikian hasil laporan kami tentang Interpretsi citra
Kota Yokyakarta (kompleks UGM). Semoga laporan kami bisa menjadi bahan rukukan
dalam mata pelajaran Geografi kedepannya
semoga bisa memberikan mamfaat bagi kita semuadan menambah wawasan kita
tentang interpretasi foto uadara ini
Kami
sadar sebagai penyusun laporan ini jauh dari kesempurnaan dalam melakukan interpretassi
ini oleh karenanya, kami sangat mengharapkan kepada kita semua untuk memberikan
kritik dan saran yang tentunya bersifat membangun untuk kemajuan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA
.
Eni Anjani
dan Tri Haryanto,2009,Geografi Untuk
Kelas XII SMA/MA, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
.
Bahpira
dan Mulya, 2009, Mandiri Geografi SMA Kelas XII, Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar